Home

Minggu, 06 Juni 2010

Manusia dan Tanggung Jawab

PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umurn Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus mum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai pemjudan kesadaran akan kewajibannya.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung-jawabannya. Bila si mahasiswa malas belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap tidak mau belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain. Padahal ia menghadapi ujian.Ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula ia tidak bertanggung jawab. Berikut ini diberikan penggambaran bagaimana suatu tanggung jawab diberikan oleh dua orang yang kualitas tanggung jawabnya berbeda. Widodo ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan
tugasnya. Ia datang sebelurn waktu ke rja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggu~giawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikantomya untuk persoalan kepentingannya sendiri, seperti buang air, mencari
rnakanan atau minuman. la pun pulang pada waktu jam kantomya usai.Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia pun memberikan jawaban secam baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.
Berbeda dengan Hudiyanto yang datangnya terlambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu ke rja ada saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikerjakan daripada kepentingan kantor, sehingga pekerjaan yang diserahkan kepadanya sering tidak selesai pada waktunya,itu pun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang
terdapat didalamnya. Bila ia ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang dijawabnya. Yang mmahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga, ada famili yang meninggal. Karena itu kenaikan pangkat dan gajinya sering ditunda, dan ada gejala ia akan dipindahkan ke tempat lain yang sifatnya hukuman. Hudiyanto bukan orang yang bisa dan mau bertanggung jawab, melainkan ia hanya bisa tanggung
menjawab saja. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala pexbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Tibulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan dam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian. keselarasan antara sesarna manusia dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dan sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang hams memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan. Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang hams dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang bexbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdim, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain. Dengan keseirnbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk mempemleh atau rneningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa .

B. MACAM-MACAM TANGCUNG JAWAB

Manusia itu be juang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain.Untuk itu ia manghadapi manusia lain dalam masyarakat atau rnenghadapi lingkungan dam. Dalam usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan dernikian tanggung jawab itu dapat dibedakan rnenurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggug jawab tehadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalanl mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan dernikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri Menurut sifat dasamya manusia adalah mahluk bemloral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan-angan sendiri. Sebagai pelwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam ha1 ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh :
Rudi membaca sanlbil be jalan. Meskipun sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan kejadian itu. Ia hams beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
(b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suarni-istri, ayah-ibu dan anak-anak. dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan
Contoh :
Seorang ibu telah dikmnia tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak mempunyai peke jaan/tidak bekerja pada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadq keluarga ia melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral ha1 ini tidak bisa diterima karena melacurkan diri temasuk tindakan di kutuk, tetapi dari segi tanggung jawab ia termasuk orang yang dipuji, kmna demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela bedcorban menjadi manusia yang hina dan dikutuk.
(c) Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus bedcomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini me~piikana nggota masyarakat yang tentunya mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
Contoh :
Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina
pakaian pengantin adat Minangkabau. la tidak memakai pakaian itu,
bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi
setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau
memakainya juga. Di dalam peralatan itu hampir-hampir pemikahan
dibatalkan, k a n a timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan
dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata
pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu
pakaian secm zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul.
Jika ia dipaksa memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian
katanya dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga
pihaknya sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia memakai smoking,
yaitu jas hitam, celana hitarn, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi
waktu hendak menutup kepalanya, sudah berselisih pula. Dengan
kekerasan ia menolak pakaian dester suluk, yaitu pakaian orang
Minangkabau. Bertangisan &kalipun perempuan meminta supaya ia
jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat
saja. Jika pemlatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak
hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak
menutup kepala, karena lebih gila pula dari pada anak komidi, bila
memakai dester saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya
sendiri hilang sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang
"terpelajar" itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil
mengeluh dan teringat akan badannya yang sudah "tergadai". Untunglah
ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena sekalian pengantar dan
pasuinandan (pengiring bangsa perempuan) sudah berkata bahwa
mereka tak sudi mengiringkan "mempelai didong". Akhimya Hanafi
tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalarn masyarakat,
Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban
kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi hams menerima rasa
antipati dari masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat
itu (salah asuhan)
(d). Tanggung jawab kepada Bangsa 1 Negara
Sum kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
1) Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai gum yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru isa ini hams pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah: kalau perbuataan itu diketahui ia hams berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
2) Kumbakarna menolak perintah kakaknya. juga rajanya yaitu Rahwana untuk
berperang melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana. Ia membanglut-bangkitkan hutang budi Kumbakama terhadap kerajan Alengka. Kumbakama meny aclari kedudukanny a sebagai pangluna perang, karena itu berangkat juga ia ke medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panama yang hams membela negara ( Ramayana)
(e). Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung tehdap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukurnan-hukuman Tuhan yang dituangkan daIam behgai kitab suci melalui berbagai macam agama Pelanggaran dari hukuman-hukumantersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun
manusia masih juga tidak menghlraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabailcan perintah-pe~tahT uhan berarti me~kam eninggalkan tanggung jawab yang
seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi
tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
Contoh :
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung
jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agarnanya, hal ini
dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung
jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia bedcorban tidak memenuhi
kodrat manusia pada umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang
sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.

C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN

Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran. pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu tenlan dalam kesulitan, rnungkin sampai behari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Berikut ini diberikan gambaran. bagaimana orang tua mengabdi kepada putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga mereka. Sepasang suami istri guru sekolah dasar di sebuah desa. Anaknya cukup banyak. yaitu 6 orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
keluarga besar tesebut. si ibu tetap bekerja sebagai guru, karena tahu bahwa gaji suanlinya juga kecil. Si ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena memang tidak mampu membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si bapak yang bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan
pendidikan yang bersangkutan dengan rumah tanggga. Si Bapak mcn~bimbing putra-pulrinya dalam belajar di rumah malam hari, sedangkan simg hari saling dengan praktek biologi seperti menanam sayur, memelihara temak yang hasilnya langsung dapat dimanfaatkan olch keluarga. Si ibu nlengajar putra-putrinya memasak, mencuci piring,
mencuci pakaian, membersihkan rumah. Anak-anaknya yang mulai bcsar menjadi senlacam asistennya. Setelah anak-anaknya mulai hams sekolah di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan hams memasak dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah maka kamar itu makin banyak penghuninya oleh
adik-adik yang juga menyusul kakak untuk belajar di kota. Sekali scminggu seorang pulang untuk nlenganlbil uang dan perbekalan di desa, dan sekali sebulan ayah-ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka sebagai keluarga, sekaligus
mengontrol apakah anak-anaknya menjalankan kewajibannya secara benar. Hal demikian juga dilakukan pleh keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke perguruan tinggi. Pada waktu si sulung sudah tarnat dan beke rja, ia pindah ke tempat ke rjanya dan berfungsi sebagai donateur tehadap adik-adiknya. Walhasil seluruh putra-putri keluarga guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi sarjana.
Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra-putrinya agar dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdiannya pada putra-putrinya juga sudah cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali
putra-putrinya dengan ilrnu yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini. Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas ! Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan din
sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang diiakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umurnnya xereka itu adalah orang-orang yang te rjun di ladang Tuhan kmna kesadam moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meningggalka keluarganya dan tidak akan berkeluarga. Sehingga hampir seluruh waktu waktu, pikiran, tenaga maupun kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Dalam agama yang tidak membedakan manusia atas dasar ras ataupun bangsa itu, para biarawan atau biarawati ditempatkan di daerah - daerah yang jauh dan terpencil. Semuanya dilakukan dengan semboyan tugas suci. Selain pada gereja Katolik, pada agama Budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan bhiksu dan bhiksuni dengan cara kehidupan yang tidak jauh berbeda Pengabdian kepada negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil terpencil dari masyarakat ramai, sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pemah berhenti, apalagi bila te rjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam mengabdikan din demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri di kota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali Vila mereka memperoleh cuti tahunan. Kesenangan dan kegembimn sesarna pegawai negri haanya mereka bayangkan secara terang di darn yang demikian sepi. Anak-anak mereka sulit berkembang sebagai mahluk sosial, dan tebatas untuk dapat mengembangkan diri akibat terpencilnya tempat tinggalnya. Dengan membandingkan mereka dan kehidupan kawan-kawannya di kota atau di tempat yang lebih enak terasa arti pengohanan mereka demi keselamatan manusia lain, bangsa dan negara sendiri. Berapa banyakkah orang yang mau dan marnpu menghayati pengorbanan me& itu.?
(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehinggaa pengorbanan berarti pemberian untuk men yatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasari yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas senlala-mata. Pengorbanan dalarn arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dan kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorban. Berikut ini diberikan dua buah penggambaran. Pangeran Sidharta Gautarna dari Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk kemudian menggantikan kedudukannya sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut lebih tetarik pada kehidupan pertapa untuk
memperoleh penerangan agung bagaimana caranya manusia dapat membebaskan dirinya dari sengsara (samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan abadi di sorga (nirvana). Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam istana, ia
mengorbankan kepentipgan keluarganya, karena memandang bahwa kepentingan urnat manusia yang bodoh (avidhya) perlu didahulukan. Usahanya berhasil memperoleh penerangan agung di tempat pertapaan Bodh Gaya, yang kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya, keluarganya, demi kepentingan umat
manusia yang derajatnya lebih tinggi. Ia menjadi seorang Budha yang akhimya tidak dilahilkan kembali dan rnenjadi pendiri agama Budha. Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan putra tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada pulranya terscbut, perintah Allah untuk mengohankan tctap dipatuhinya. Allah menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahi~nt idak
sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti, bahwa putra yang mau d i k o m a n kepada Allah svdah berganti dengan biri-biri. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadamya daripada pengorbanan oleh nabi ibrahim sckarang yang ditiru oleh oleh umat Islam yang menjalankan ibadah haji tii
Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah lain dengan mengorbanan temak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban. Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jclas. Karena adanya pengabdim tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengodman merupakan akibat dari pengabdian. Pengort>anan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengodman lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belurn tentu menuntut pengabdian.
' Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya. ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya. Ia hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.
Dalam novel bejudul "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak manipu membayar hutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai tebusannya, Siti Nurbaya dibujuk agar bersedia kawin dengan Datuk Maringgih, si tua bangka, walaupun sebenamya ia sudah mengikat janji dengan pemuda pujaannya bemama Syamsul Bahri. Demi pengabdian kepada bapaknya , Siti Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya dengan Syamsul Bahri dan mau dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun dengan perasaan yang sangat berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar